Dikala sang mentari mulai menampakkan keceriannya,
Akan termuat nada memory...
Terik sinarnya seakan menjadi
penyemagat jiwa yang lara...
Bayu pagi yang semilir menggambarkan suasana yang
sejuk tuk tentramkan jiwa yang lara...
Ocehan burung kenari di rasa lebih merdu dari pada
alunan aliran musik contry bak biduan diatas panggung
Yang menunggu sorak sorai dari penonton tapi masih seakan
sepi bagi pencari jati diri...
Sang surya telah makin beranjak seakan
memperlihatkan kesombongannya sebangai
penghulu tata surya namun sinarnya begitu penting
dalam kehidupan alam semesta...
Tarik mentari siang seakan makin menusuk tulang ibarat
identitas diri kian menghilang ditelan rimbunan
ilalang menjadi cambuk bagi sang petualang...
Iringan bayu senja terasa hangat dirasakan sebangai teman
tuk menyaksikan jingganya sang lazuardi disenja hari...
Ketika mentari kian terbenam, masih tersisa kisah-kisah yang
penuh misteri yang telah terlaksanakan dalam
sehari yang dibuat memory dalam diary...
Sang malam mulai beranjak tuk memperlihatkan
cahaya tamarannya seakan mengejek pada orang-orang
yang berkalbu suram dalam tengah malam
tertengadahkan alunan munajat tuk menyelami apa arti
dunia fana ini sampai hidup pada masa kini...
Apabila sang fajar telah melihatkan kelembutannya
mengerakkan semua manusia tuk bangun dari mati
semunya guna menjalani roda kehidupan fanaknya...
Itulah rentetan perjalanan hidup manusia tiap
harinya sampai tiba kematiannya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar